History of Bacang
History of Bacang
Hari Raya Duan Wu Jie {Hok Kian = Twan Ngo Ciap} atau yang lebih terkenal dengan sebutan Hari Raya Peh Cun diperingati setiap tahun padaGo Gwe Cwe Go (tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek). Pada hari tersebut biasanya orang Tionghoa mempersembahkan bacang dan kue cang untuk sembahyang. Dari manakah asal mula bacang tersebut?
端午節 Duan Wu Jie adalah salah satu dari 3 Hari Raya Besar yang diperingati oleh orang-orang Tionghoa. [ 2 hari raya lainnya adalah 春節Chun Jie (Hari Raya menyambut Musim Semi – Tahun Baru Imlek) & 中秋節 Zhong Qiu Jie (Hari Raya Tiong Ciu – Pertengahan Musim Gugur). ]
Walaupun asal mula Duan Wu Jie menurut legenda ada 3 macam [ 2 yang lainnya adalah untuk memperingatiPutri Berbakti 曹娥 Chao E pada masa Dinasti Han Timur (25 – 220 M) yang mati terjun ke sungai karena berkabung atas meninggal ayahnya, & untuk memperingati hari wafatnya 伍子胥 Wu Zi Xu dari negara Chuyang hidup pada masa 春秋 Chun Qiu (770 – 476 SM) ], namun asal mula Hari Raya Duan Wu Jie yang sangat terkenal & diperingati di Tiongkok, Taiwan, dan lain-lain adalah berdasarkan wafatnya 屈原 Qu Yuan yang meninggal terjun ke sungai 汨羅江 Mi Luo. Qu Yuan dengan kesetiaannya berkorban untuk rakyat dan negara. Di Taiwan, Qu Yuan juga dihormati sebagai 水仙尊王 Shui Xian Zhun Wang (Dewa Air Yang Terhormat).
Dinasti Zhou pada zaman peperangan di Tiongkok + 2.400 tahun yang lalu (475-221 SM) terbagi 7 (tujuh) Negara. Negeri Qin adalah yang paling kuat dan agresif, sering melakukan serangan (agresi militer) terhadap enam negeri lainnya. Qu Yuan (baca : Chi Yen) adalah seorang menteri besar dan setia dari negeri Chu (salah satu dari keenam negeri yang diserang negeri Qin). Beliau adalah seorang tokoh yang berhasil menyatukan keenam negeri untuk menghadapi agresi negeri Qin, sehingga namanya amat disegani di negeri Qin.
Qu Yuan pernah menghalangi Raja 楚懷王 Chu Huai Wang untuk memenuhi undangan raja negeri Qin ke ibukotanya. Namun sayang sekali pada waktu itu Raja Chu Huai Wang telah termakan siasat adu domba dari Negeri Qin, hubungannya menjadi renggang dengan Qu Yuan dan tidak mau mempercayai sarannya lagi.
Untuk mengatasi hati yang sumpek, Qu Yuan menulis sajak 離騷 Li Sao, mengharap Raja Chu Huai Wang mawas diri & tidak termakan siasat adu domba tersebut.
Akhirnya Raja Chu Huai Wang tertipu oleh janji-janji Raja Qin untuk datang ke ibukotanya, lalu dipenjarakan di sana, sampai akhirnya mangkat di Negeri Qin.
Setelah Raja 楚襄王 Chu Xiang Wang naik tahta menggantikan Raja Chu Huai Wang, tidak hanya tidak terpikir untuk balas dendam, bahkan sebaliknya menjadikan Raja Qin sebagai ayahnya ! Ditambah lagi ada sebagian menteri yang mendapat keuntungan dari Negeri Qin, di luar dugaan malah menyarankan Raja Chu Xiang Wang agar menyerah kepada Negeri Qin.
Qu Yuan berusaha menentang masalah ini, berdebat dengan Raja Chu Xiang Wang sehingga menyebabkannya marah besar, lalu memecat Qu Yuan yang telah mengabdi bertahun-tahun di negeri Chu, dan mengirimnya ke tempat pembuangan di 長沙 Chang Sha.
Qu Yuan melewati kehidupan sebagai orang pelarian selama 9 tahun, telah melewati hari-hari yang tragis di mana negeri hancur keluarga berantakan. Qu Yuan yang sebenarnya bertekad untuk melindungi negara, menjadi putus asa, & akhirnya pada tanggal 5 bulan 5 Imlek bunuh diri terjun ke sungai Mi Luo (sekarang Sungai 錢塘Qian Tang di Propinsi 浙江 Zhe Jiang). Beberapa orang yang mengetahui berusaha menolong, tetapi tidak berhasil. Jenazahnya pun tidak ditemukan. Qu Yuan wafat pada usia 62 tahun.
Rakyat Negeri Chu sangat bersedih setelah mengetahui bahwa Qu Yuan, menteri mereka yang sangat cinta Negeri telah meninggal, lalu mereka berduyun-duyun mendayung perahu ke Sungai Mi Luo untuk mencari & mengeluarkan jenazah Qu Yuan dari dalam sungai. Namun mereka tidak berhasil menemukan jasadnya. Lalu mereka pergi ke tepi sungai menyatakan duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Qu Yuan. Mereka melemparkan makanan ke sungai untuk dimakan ikan, udang & hewan laut lainnya, sehingga hewan2 tersebut tidak memakan tubuh Qu Yuan.
Tak lama kemudian, rakyat seluruh negeri menyelenggarakan upacara untuk memperingati Qu Yuan, menganggap bahwa semangat cinta Negeri dari Qu Yuan sungguh-sungguh sangat mulia.
Setelah Qu Yuan terjun ke Sungai Mi Luo, ada seorang dari Negara Chu yang bertemu dengan arwah Qu Yuan. Qu Yuan memberitahu orang ini, orang-orang yang menghormati Qu Yuan dengan melempar makanan ke sungai semuanya habis diperebutkan ikan-ikan & udang. Maka Qu Yuan berpesan kepada orang tersebut untuk menyampaikan kepada orang banyak agar makanan yang dipersembahkan dibungkus dengan daun bambu, & dipersembahkan pada tanggal 5 bulan 5 Imlek. Inilah asal mula makan bacang pada Hari Raya Duan Wu Jie.
Qu Yuan yang seumur hidupnya amat setia kepada negara, telah menulis sangat banyak karya sastra. Beliau meninggalkan nama harum sepanjang masa. Untuk menyatakan rasa hormat dan cinta Qu Yuan kepada Negeri, maka tanggal 5 bulan 5 (Imlek) ini juga merupakan Hari Raya Penyair di Tiongkok.
Orang-orang pada generasi berikutnya, untuk menghormati & memperingati wafatnya Qu Yuan, melakukan adat istiadat 扒龍船 Ba Long Chuan, membentuk Perahu Naga, & mengadakan 龍舟競賽 Long Zhou Jing Sai,Lomba Dayung Perahu Naga.
Diadakannya Perlombaan Perahu Naga di Hari Raya Duan Wu Jie, adalah mengingatkan usaha mencari jenazah Qu Yuan yang terjun ke sungai.
Zaman sekarang, begitu tiba Hari Raya Duan Wu Jie, di berbagai tempat diselenggarakan Lomba Dayung Perahu Naga, pertama untuk memperingati Qu Yuan, mengembangkan semangat cinta Negeri; kedua untuk menggalakkan olahraga, baru bisa dengan badan yang sehat untuk melindungi Negeri. Selain itu, sekeluarga berkumpul bersama sambil makan bacang, juga dapat menikmati bersama kebahagiaan keluarga.
Kelenteng yang khusus untuk menghormati Qu Yuan jarang ada. Di Taiwan, kelenteng khusus untuk menghormati Qu Yuan adalah 屈原宮 Qu Yuan Gong di 洲美 Zhou Mei, 士林 Shi Lin, 臺北 Taipei, yang didirikan pada 6 Nopember 1981 (Imlek bulan 10 tanggal 10).
No comments:
Post a Comment